Kelompok 5
Giliran ke-7
Nama Anggota :
1. Ridho Alif Priyatna (2013-31-032)
2. M. Nurul Aiman (2013-31-044)
3. Ulin Noor Baroroh (2013-31-094)
Budayakan
Komunikasi Nyata
Kita
sebagai manusia membutuhkan manusia lain untuk berinteraksi dan bersosialisasi.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidaklah mampu memenuhi kebutuhannya
sendiri, meskipun itu hal terkecil sekalipun. Karena sejatinya manusia
diciptakan oleh Tuhan untuk saling berhubungan dan tolong menolong sesama
manusia.
Sedangkan
menurut kodratnya manusia merupakan makhluk sosial, yang berati bahwa manusia
selalu hidup bersama manusia lain dan tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh
manusia lain yang ada disekitarnya.
Hal ini juga selaras dengan seorang ahli fikir yunani Aristoteles (384-322 sebelum
masehi) menyatakan, bahwa manusia adalah ZOON POLITICON, artinya pada dasarnya
manusia adalah makhluk yang ingin selalu bergaul dengan berkumpul dengan
manusia, jadi makhluk yang bermasyarakat.
Banyak hal yang bisa
mengikat manusia sebagai makhluk sosial. Salah satunya yakni komunikasi.
Komunikasi merupakan proses pemberiaan informasi atau pesan antara komunikan
dan komunikator secara langsung atau tidak, sehingga ada umpan balik
didalamnya.
Manusia
dan komunikasi
Jika dikatakan manusia
sebagai makhluk sosial, maka secara otomatis manusia melakukan komunikasi. Karena
komunikasi yang terjalin, pastilah membutuhkan manusia lain untuk
berlangsungnya komunikasi tersebut.
Profesor Wilbur Schramm mengatakan bahwa komunikasi dan masyarakat
adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab
tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa
masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi (Schramm;
1982)
Dari pendapat tersebut memberikan arti, bahwa antara komunikasi
dan manusia selalu berjalan berdampingan dan saling mempengaruhi diantara
keduanya. Jadi, sebagai manusia sosial pasti akan melakukan komunikasi antar
manusia lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Komunikasi Nyata Vs Komunikasi Dunia Maya
Berjalan dari pentingnya komunikasi di kehidupan manusia.
Komunikasi semakin berkembang baik dari pembendaharaan kata ataupun dari media
komunikasi yang semakin muktahir.
Fenomena yang telah mewabah dikalangan anak-anak, bahwa media
teknologi yang lebih berkiblat ke arah sosial media semakin tak terkendalikan. Hal
ini semakin menggeser keberadaan komunikasi secara langsung /tatap muka atau komunikasi nyata. Segala
aktivitas komunikasi kini sudah beralih dalam jaringan (daring) atau komunikasi dunia maya. Hal ini semakin miris, apakah komunikasi tatap muka tak
lagi diperlukan?
Keberadaan komunikasi langsung/tatap muka atau komunikasi nyata adalah sebagai jembatan untuk
mengikat tali persaudaraan sehingga hubungan semakin erat. Di lain hal dengan
komunikasi tatap muka kita dapat mengetahui langsung respon dari komunikan
dalam proses interaksi tersebut. Komunikasi
pun lebih efektif manakala membujuk lawan bicara, dan mengetahui pesan yang
diperoleh secara lengkap detail tanpa adanya prasangka di dalamnya.
Namun
kenyataan yang ada, anak-anak lebih nyaman dan menikmati komunikasi menggunakan daring atau dunia maya. Seperti: BBM, Line, Whatapp, Fb dan lain lain. Memang benar
adanya bahwa komunikasi bisa terjalin secara tidak langsung, namun jika
anak-anak lebih memilih untuk menggunakan media, lalu bagaimana dia
berinteraksi dimasyarakat dan lingkungannya?
Inilah
yang sangat kita khawatirkan, keberadaan media sosial untuk komunikasi dapat menjadikan
anak tersebut ketergantungan, tidak mengenal waktu dan tidak mengenal lingkungan
masyarakat. Dilain hal, komunikasi dunia maya mengurangi anak untuk terbiasa berbicara dengan orang lain.
Sehingga mental untuk berbicara rendah, dan anak cenderung untuk memilih diam.
Berkenaan dengan komunikasi dunia maya kurang mewakili pesan
secara keseluruhan dan timbulnya prasangka didalamnya. Hal tersebut dikarenakan
umpan balik diantara keduanya tak dapat mewaliki dan tak selalu positif. Sehingga
terkadang terjadinya salah paham dalam komunikasi menggunakan dunia maya/media
sosial.
Berangakat dari persoalan inilah, kami mengangkat tema Budayakan Komunikasi Nyata dalam bidang
Sosial dengan judul poster “Komunikasi Nyata Lebih Asyik, Dibanding
Dunia Maya”. Berkaitan gambar poster tersebut sasaran yang kami tuju adalah
SMP, terlukis dalam gambar gedung sekolahan dan seragam anak-anak yang berwarna
biru. Sedangkan didalam gambar tersebut ada anak yang sedang sendiri lebih
menikmati komunikasi dunia maya/media sosial, sehingga anak tersebut cenderung
menyendiri. Berbeda dengan anak-anak yang berkumpul dan berbincang-bincang dan
saling menyampaikan pendapat, disana terlihat keasyikan dan keakraban dari
komunikasi dunia nyata. Sedangkan latar suasana yang kami sampaikan dalam
gambar tersebut adalah sore/senja, yang berarti waktu bermain dan
bersosialisasi anak-anak. Untuk tulisan “Komunikasi Nyata Lebih Asyik Dibanding
Dunia Maya” kami sampaikan dibaliho samping sekolah, hal tersebut sebagai bimbingan
yang harus diberikan anak-anak di zaman globalisasi yang semakin muktahir. (Ulin)
0 komentar:
Posting Komentar